Monday, November 29, 2010

Ada KPR di Multifinance


ImageKemana Anda mencari kredit bila ingin  membeli rumah?. Ke bank. Kebanyakan orang memang bakal menjawab begitu. Sudah puluhan tahun, bisnis kredit perumahan memang didominasi perbankan. Namun, tak ada salahnya jika Anda mencoba mendapatkan pinjaman kredit rumah dari perusahaan pembiayaan alias multifinance.
   Perusahaan pembiayaan memang mulai masuk ke ceruk pasar KPR. “Namanya juga multifinance. Jadi, pembiayaan tak terbatas untuk motor, tapi bisa juga untuk pembelian elektronik dan rumah,” kata Yap Tjay Hing, Presiden Direktur Finansia Multi Finance.      Setidaknya, saat ini ada dua perusahaan pembiayaan yang menawarkan KPR, yakni Finansia Multi Finance dan Ciptadana Capital. Mereka mendapat dukungan dari Sarana Multigriya Finansial (SMF). SMF ini adalah badan usaha milik negara yang berfungsi membentuk fasilitas pembiayaan sekunder untuk pembelian rumah.
    Dukungan SMF bukan berupa dana instan. Tapi, multifinance yang menjadi mitranya harus menyalurkan KPR terlebih dahulu. Setelah dana yang disalurkan mencapai jumlah tertentu, mereka bisa mengajukan pinjaman dana ke SMF. “Jadi, sifatnya reimburse,” kata Erica Soeroto, Presiden Direktur SMF.
    Saat ini menurut Erica, SMF tengah menyeleksi kelayakan sejumlah multifinance lain untuk menyalurkan KPR. Itu berarti, ke depan, perusahaan pembiayaan yang bisa menyalurkan KPR akan terus bertambah. Sudah pasti, bukan perkara mudah bagi multifinance bersaing dengan perbankan. Saudara tuanya ini jauh lebih berpengalaman dalam penyaluran KPR. Untuk mencaai tujuan ini, mereka sudah menyiapkan strategi masing-masing.

Persyaratan Lebih Longgar
    Secara umum target pasar KPR multifinance adalah orang-orang yang sulit mendapat kredit dari bank. Dari sisi penghasilan, sasarannya adalah kelas menengah bawah. “Penghasilannya rata-rata Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan,” kata Yap Tjay Hing.
    Persyaratan administrasi KPR dari perusahaan pembiayaan juga lebih longgar. Misalnya, mereka masih membuka pintunya bagi nasabah yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Nasabah seperti ini tentu saja tidak bisa menikmati layanan kredit perbankan. “Yang kami lihat adalah kemampuan mencicilnya,” ujar Yap Tjay Hing.
    Selain itu, lembaga pembiayaan juga bersedia memberikan kredit kecil-kecilan. Ciptadana Capital misanya, memprioritaskan kredit untuk rumah seharga Rp250 juta ke bawah. Tak jauh beda, Finansia menyasar rumah harga Rp 25 juta hingga Rp 250 juta. “Bank mana mau membiayai Rp 100 juta ke bawah?” celetuk Erica.
    Produk KPR lembaga pembiayaan juga menawarkan jangka waktu kredit yang cukup panjang, tidak kalah dengan KPR di perbankan. “Bisa sampai sepuluh tahun,” ujar Benny Haryanto, Presiden Direktur Ciptadana Capital. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan, akan menyediakan jangka waktu kredit hingga 15 tahun, layaknya perbankan. Mantap pula, kan?.

Suku Bunga Tinggi

     ImageDengan skema tersebut, pengusaha dan pedagang kecil atau buruh sekalipun kini bisa mengajukan permohonan KPR. Sayangnya, tingkat suku bunga KPR multifinance masih terbilang tinggi ketimbang suku bunga KPR perbankan. Ciptadana Capital kini mematok suku bunga 14% per tahun. Suku bunga ini tetap atau fixed selama tiga tahun. Sedangkan Finansia menetapkan suku bunga KPR antara 14%-19%. “Tergantung dari tingkat risiko kreditnya,” imbuh Yap Tjay Hing.
     Besar bunga sekian jelas sangat tinggi dibandingkan dengan suku bunga KPR perbankan yang saat ini rata-rata berkisar 9%-10% per tahun. Yap Tjay Hing mengakui, tingginya bunga tersebut lantaran perusahaannya masih menjajaki bisnis KPR berikut potensi risikonya. “Karakter nasabahnya memang sama dengan nasabah kredit motor kami. Tapi karakter kreditnya kan lain,” dalihnya.
     Tingkat bunga KPR lembaga pembiayaan juga cukup tinggi lantaran dana multifinance seringkali bersumber dari perbankan atau nantinya dari SMF. Itu berarti KPR multifinance merupakan two step loan, sehingga terkena bunga dua kali. Pertama, bunga atas pinjaman dari bank atau SMF ke lembaga pembiayaan. Kedua, bunga atas pinjaman dari lembaga pembiayaan kepada konsumen.
     Namun, kedua lembaga pembiayaan masih hakul yakin dengan prospek produk KPR mereka. Soalnya, permintaan KPR masih terus meningkat dan tidak semuanya bisa dilayani perbankan.
     Tahun 2008 lalu, Ciptadana Capital menargetkan penyaluran KPR senilai Rp80 miliar. Sementara, Finansia berharap bisa menyalurkan dana KPR Rp100 miliar. Maklum, bisnis Finansia sudah hadir di 40 kota besar dengan total 45 cabang utama dan 25 cabang pembantu.
    Finansia dan Capital mengakui tidak mudah mencapai target tersebut. Situasi ekonomi saat ini membuat suasana hati para petinggi lembaga keuangan itu kebat-kebit. Kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan telah menyulut laju inflasi. Belum lagi, jika nanti harga bahan bakar minyak naik. Bisa-bisa, kondisi ini akan memukul daya beli masyarakat. “Penyaluran KPR mungkin akan slowdown karena konsumen kami sangat sensitif terhadap kenaikan harga,” kata Yap Tjay Hing.
    Penurunan bunga KPR perbankan yang terjadi akhir-akhir ini pun akan mempengaruhi minat orang mengambil kredit dari multifinance. Akibat kondisi ini, Ciptadana baru bisa menyalurkan KPR sekitar Rp30 miliar. Padahal Ciptadana sebelumnya sempat menggelontorkan KPR sekitar Rp50 miliar. “Banyak yang melunasi lebih awal dan beralih ke KPR bank,” kata Benny.
    Agar KPR mengalir lebih kencang, Ciptadana da Finansia sama-sama berupaya menggandeng pengembang. Saat ini, Ciptadana mengaku telah menjalin kerjasama dengan dua pengembang. Semantara Finansia masih dalam proses negoisasi.
     Strategi lainnya adalah membuat proses kredit yang tidak begitu berbelit-belit. “Asalkan dokumen lengkap, satu minggu, bahkan kurang sudah selesai,” janji Beny. Oh ya, seperti di perbankan, lembaga pembiayaan juga akan menyandera sertifikat rumah Anda sampai kredit Anda lunas. Berminat?.

0 comments:

 

blogger templates | Make Money Online